Pages

05 February 2011

Pantun

Urusan pantun rupanya tidak sesederhana yang biasa kita karang seenaknya. Ini sepenggal dari Wiki :

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).

Lalu ada pantun :
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
 
Kalau di tilik dari 4 baris pantun di atas mungkin bisa di ambil kata kunci utamanya adalah DENDAM.
Urusan dendam mendendam biasanya urusan emosi, ada yang di sakiti dan tentu ada yang menyakiti sehingga timbul dendam.
Tapi yang saya heran, koq bangsa kita ga pernah dendam sama kemiskinan. Kemiskinan seharusnya di buat menjadi dendam kolektif bagi seluruh warga bangsa dan lalu membalas dendam itu bersama-sama supaya ga miskin lagi.
Kalau paradigma ini mau di ambil, pertanyaannya siapa yang di miskinkan dan oleh siapa?? Lha, untuk urusan ini kendati sudah begitu transparan tapi syusahnya bukan main.
Entahlah satu waktu mungkin kalau si miskin ini menjadi sadar akan dendamnya akan tercipta kekuatan balas dendam yang dahsyat untuk mengakhiri kemiskinannya. Saat itu.....kalau itu terjadi........ aku ga mau tahu apa yang terjadi.
Maka cepat-cepatlah lampiaskan dendammu bangsaku...........

6 comments:

  1. saya ingat pantun dulu waktu sekolah:

    kalau puan-puan pelana
    ambil gelas di dalam peti
    kalau tuan bijaklaksana
    binatang apa tanduk dikaki

    ReplyDelete
  2. pantun budaya leluhur yang harus dipertahankan karena mengandung banyak petuah

    ReplyDelete
  3. Pantun yang dikenal masyarakat luas sudah keluar dari pengertian Pantun yang dipelajari di Sekolah2...

    ReplyDelete
  4. I like this site and your good working in this site post I really like your site because is very nice,,,and in lot of information ,thank you for the cool sharing all the world peoples.

    ReplyDelete
  5. I am very impressed with your post. It is an interesting post ever I read today.

    ReplyDelete
  6. This truly is a very important blog. Thanks for sharing this valuable information with us.

    ReplyDelete

Komentar yang berguna, tentunya.....